Diskusi “Kamar” Luncurkan Pusat Studi Kebangsaan

IMG-20221219-WA0093

SEMARANG, ICN – Menutup tahun 2022 Diskusi Kamar (Kajian Marhaenisme) tanggal 18 Desember 2022 di Rumah Kebangsaan kembali menggelar diskusi rutin bertajuk Marhaenisme di Pusaran Politik Global dengan narasumber Dra Oerip Lestari D Santoso. M.Si. Diskusi dihadiri oleh fungsionaris Keluarga Besar Marhaenis (KBM) Provinsi Jawa Tengah dan Kota Semarang, Lembaga Kebudayaan Nasional (LKN) , Sekber Relawan Ganjar Pranowo Jateng dari perwakilan Kudus – Semarang – Kendal dan sekitarnya.

Dalam paparannya, Mbak Oeoel, demikian sapaan akrab Dra Oerip Lestari D. Santoso. MSi, mengatakan bahwa kaum Marhaen beda dengan Dhuafa. Kaum Marhaen masih memiliki potensi untuk berkembang atau dikembangkan karena mereka memiliki alat–alat produksi yang dapat menopang kehidupannya meski kondisi kehidupannya masih substansial dikarenakan adanya sistem ekonomi yang eksploitatif. Kelompok yang diharapkan memberdayakan kaum Marhaen, menurut Bung Karno sebagai pencetus Marhaenisme, adalah Marhaenis.

“Sayangnya, kaum Marhaenis potensial yang saat ini tersebar di berbagai kelompok masyarakat seperti yang di birokrasi, legislatif, swasta, tokoh masyarakat, polisi , tentara dan lain–lain masih memiliki kendala untuk mengaku dirinya sebagai seorang Marhaenis. Hal ini bisa dimaklumi dikarenakan istilah Marhaen pernah distigmatisasi sangat negatif oleh rezim Orde Baru selama puluhan tahun, “ kata Mbak Oeoel.

“Untuk itu kaum Marhaenis sudah saatnya muncul dan bergerak membebaskan kaum Marhaen dari keterpurukan hidupnya. Namun untuk bergerak, Marhaenis jangan sampai terjebak pada gerakan aksi tanpa refleksi, gerakan yang melupakan praksis atau gerakan yang tanpa basis ideologi Marhanisme, ” papar Mbak Oeoel.

Ketua Keluarga Besar Marhaenis (KBM) Provinsi Jawa Tengah , H Soetjipto, SH, MH juga memaparkan tentang peran Marhaenisme termasuk peran Marhaenisme dalam percaturan politik global. “Apa itu Marhaenisme ? Sesuai dengan Lembaga Kajian Strategis Marhaenisme atau LKSM, Marhaenisme itu pada hakikatnya adalah apa yang dikerjakan Bung Karno, apa yang ditulis Bung Karno, apa yang diucapkan Bung Karno, apa yang diperjuangkan Bunga Karno. Dalam hal ini Bung Karno dalam kapasitasnya sebagai seorang politikus, seorang negarawan, dan seorang ideologi,”
“Konferensi Asia Afrika merupakan salah satu wujud implementasi Marhaenisme dalam percaturan kehidupan politik dunia, jadi Marhaenisme tidak hanya berperan di negeri tempat Marhaenisme lahir. Kita masih memikirkan bangsa – bangsa lain yang masih dijajah. Demikian juga peran Indonesia dalam sidang umum PBB tanggal 30 September 1960 melalui pidato Bung Karno, menggertak PBB, mengoreksi PBB, menyalahkan PBB dengan gagasan brilian di hadapan para pemimpin negara di Perserikatan Bangsa Bangsa dengan judul pidato To Build The World a New atau Membangun Dunia Kembali,“ lanjut Soetjipto.

Dalam acara tersebut juga diperkenalkan sebuah lembaga baru yakni Pusat Studi Kebangsaan yang bersekretariat di Rumah Kebangsaan Jalan Kyai Saleh 13 Semarang.

“Pusat Studi Kebangsaan ini mempunyai tujuan jangka panjang adalah menyiapkan kualitas manusia Indonesia memasuki Indonesia Emas tahun 2045, juga memiliki tujuan jangka pendek menjadi pusat rujukan atau referensi para pihak tentang Kebangsaan. Rujukan kebangsaan ini cukup penting mengingat saat ini atmosfer kebangsaan kita mendapat tekanan antara lain dari Evil Neo Four yakni neokolonialisme, neoimperialisme, neokapitalisme dan neoliberalisme yang mengancam sistem ekonomi, politik, tata kelola energi nasional bahkan juga kebudayaan nasional Kita, dan juga yang tidak kalah pentingnya adanya ancaman dari dalam negeri seperti feodalisme, etnonasionalisme, para komprador kapitalisme, radikalisme dan maraknya politik identitas serta praktik – praktik anomali demokrasi seperti pencurian start kampanye yang dilakukan oleh segelintir pihak yang mencederai demokrasi dan semangat kebangsaan. Kita seakan–akan melakukan pembiaran proses anomali tersebut berlangsung. Untuk itu Pusat Studi Kebangsaan ini dilahirkan untuk mencoba mempekuat sendi–sendi Kebangsaan Kita, ” kata Mudjiarto dari Pusat Studi Kebangsaan menutup paparannya.

[AGs]

Berita Terkait

18 April 2024

Kantongi Identitas, Polisi Buru Pelaku Pembacokan di Lokalisasi Tulang Bawang Barat

WWW.INDONESIACERDASNEWS.COM | Tulang Bawang Barat, - Polisi masih menyelidiki kasus pembacokan yang terjadi di tempat lokalisasi Tiyuh Candra Mukti, Kecamatan Tulang Bawang Tengah yang menyebabkan warga tiyuh gunung katun tanjungan kecamatan Tulang...