PEMALANG, ICN–Akibat tumpukan sampah yang menggunung dan bau tidak sedap di Pasar Buah dan Sayur Kabupaten Pemalang, pedagang dan konsumen merasa tidak nyaman karena bau yang menyengat, di sekitar penampungan sampah.
Menurut salah satu pedagang masalah sampah ini seharusnya instansi terkait Dinas Lingkungan Hidup dan Diskoperindag tanggap karena sudah satu mingguan dan pemberitahuan dari pedagang ke kepala Pasar sudah dilakukan.
Karena belum tertangani masalah sampah, pedagang yang berada dekat tumpukan sampah mengaku pendapatannya menurun karena pembeli tidak ada yang datang karena terdapat tumpukan sampah yang sangat bau menyengat dan banyak lalat.
Ketika tim media menyambangi lokasi pembuangan sampah, pada Minggu (25/2/2023), nampak tumpukan sampah di badan jalan. Jalan yang tadinya lebar kurang lebihnya 6 meter jadi menyempit hanya 1,5 meter, sehingga menghambat kendaraan yang akan melakukan aktivitas pembongkaran barang.
Menurut salah satu pedagang Ketela (ubi) Tisno, ia mengeluhkan dengan adanya tumpukan sampah yang belum tertangani dengan baik, dan tentu merugikan pedagang yang ada di sekitar wilayah penampungan sampah, kemudian berharap agar pihak-pihak terkait untuk tanggap dan peduli perihal masalah tersebut.
Bahkan menurutnya pernah akan terjadi, kendaraan yang hendak membongkar barang hampir saja terbalik.
“Dengan adanya masalah sampah ini saya sebagai pedagang tentu dirugikan banget sekarang akses jalan saja susah, pembeli yang mau datang lihat seperti ini nga jadi, jijik katanya coba bayangin, padahal waktu pembongkaran, setiap hari kita dimintain tarikan sampah, nyatanya tidak sesuai masih kotor, keadaan ini sudah semingguan. Pernah ada mobil mau bongkar barang hampir terbalik gara-gara jalan sebagian penuh dengan sampah, untuk pemerintah melalui Dinas terkait tolonglah di perhatikan agar masalah ini segera teratasi,”ucap Tisno dengan penuh harap
Di tempat yang sama Sukim pedagang kelapa juga turut memberi keterangan bahwa dengan adanya tumpukan sampah yang belum teratasi ia merasa dirugikan dengan turunnya omset penjualan semenjak sampah menumpuk di sekitarnya.
“Sebenarnya kapasitas di pasar ini untuk pengangkut sampah, seharusnya tiga mobil kata kepala pasar namun kenyataannya dua mobil, alasannya tidak ada anggaran, kita minta perhatiannya, dalam arti ini sampah biar bersih, masalahnya sampah sehari harusnya diambil tiga rit namun hanya diambil dua rit sehingga yang satu ritnya tertinggal, itu setiap hari dan yang terjadi setiap harinya menumpuk satu rit, kita iuran setiap harinya Rp 15.000,- sudah termasuk kebersihan,” tutur Sukim pedagang kelapa di pasar buah.
Sampah salah satu problem yang dialami setiap komunitas namun bagaimana pengelolaannya itu sangat menentukan.
Harapan para pedagang kepada Dinas terkait untuk menyelesaikan masalah sampah ini di lingkungan Pasar Sayur dan Buah Pemalang.
(Iwn/mkb)