Wayang Kulit “Halal bi Halal” di Sobokartti

IMG-20230520-WA0242

SEMARANG, ICN
Pengurus Perkumpulan Seni Budaya Sobokartti, Sangkatama (Sanggar Karawitan tari Mahasiswa) Upgris Semarang dan pengurus Lembaga Kebudayaan Nasional (LKN) Jawa Tengah dan Kota Semarang mengadakan acara Halal bi Halal (18/5) di Gedung Cagar Budaya Sobokartti Semarang.

Selaku Ketua Pengurus Perkumpulan Seni Budaya Sobokartti RT Soetrisno Budoyo Dipuro dalam sambutannya antara lain mengatakan perlunya diadakan acara Halal bi Halal, selain untuk mempererat tali silaturahmi juga sekaligus untuk saling memaafkan kesalahan.

Hj. Rr. Titien Redjeki Soebeno selaku Ketua LKN Provinsi Jawa Tengah menambahkan bahwa dengan Halal bi Halal diharapkan mampu mengubah hubungan sesama manusia dari benci menjadi senang, sombong menjadi rendah hati dan dari dosa menjadi terbebas dari dosa. Selain itu ibu Titien, sapaan akrabnya ketua LKN Jawa Tengah itu, mengatakan bahwa kegiatan yang selama ini dilaksanakan di Sobokartti, baik oleh Perkumpulan Seno Budaya Sobokartti termasuk kursus tarinya maupun oleh Sangkatama semakin membuat Sobokartti “dilirik” dan dibincangkan banyak pihak. Untuk itu kita perlu bekerja lebih keras, lebih cerdas inovatif serta tidak melupakan aspek gotong royong yang membuat bekerja menjadi terasa ringan dengan hasil yang lebih baik.

Acara Halal bi Halal dilanjutkan dengan pagelaran wayang kulit mengambil lakon Ical Angkara yang diambil dari lakon wayang Purwa dengan menampilkan lima dalang muda secara bergiliran.
Nama Kelima dalang tersebut adalah Jagad Bilowo Jati, Rendy Octavianto, Muhammad As’aril, Nova Adhi Hermawan dan Andro Wakawimbang.

Ketika ditemui awak media, RT Suradji Projo Dipuro selaku pengatur laku pagelaran wayang kulit mengatakan bahwa diambilnya judul ini juga ada kaitannya dengan acara Halal bi Halal setelah berpuasa, melebur angkara murka, melebur hawa nafsu, tidak gampang marah.

“Semoga dengan melaksanakan ibadah puasa dan Halal bi Halal kita menjadi seperti manusia yang baru lahir, yang tidak mempunyai sifat angkara murka,” kata Suradji.

[Agung.S]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *