SMA Kesatrian 1 Semarang Adakan “Basic Life Support”

IMG-20240828-WA0348

www.indonesiacerdasnews.com — Terjadinya beberapa kejadian henti jantung di masyarakat yang kurang maksimal ditangani akibat kekurangtahuan dalam penanganannya mengakibatkan korban jiwa tak terelakkan , mendorong SMA Kesatrian 1 Semarang tanggal 28 Agustus 2024 mengadakan pelatihan “Basic Life Support” (Bantuan Hidup Dasar) di Aula SMA Kesatrian 1 Semarang bekerjasama dengan KREKI (Komunitas Relawan Emergensi Kesehatan Indonesia).

Acara yang dibuka oleh Kepala Sekolah SMA Kesatrian 1 Semarang Drs A. Budiman, M.Si itu diikuti sekitar 200 peserta siswa dan beberapa staf pengajar. Hadir dalam acara tersebut beberapa pengurus KREKI dr. Kelik Suhardiyono, SpOT, dr. Adhi Kuntoro, MKes, ARS, Ns. Helen Fuji FM, S.Kep dan dr. Agung Sudarmanto MM.

Dalam sambutan pembukaannya , A. Budiman selaku Kepala Sekolah SMA Ksatrian 1 Semarang mengharapkan agar materi yang akan diajarkan benar – benar diikuti dengan seksama dan diharapkan mampu diaplikasikan di dalam kehidupan sehari – hari. “Kita bersyukur bahwa SMA Kesatrian 1 Semarang merupakan SMA pertama di Jawa Tengah yang mengadakan pelatihan Basic Life Support,” demikian kata A. Budiman.

Sementara itu dr. Adhi Kuntoro, MKes. ARS mewakili organisasi KREKI menjelaskan tentang profil organisasi berikut latar belakangnya. Adanya kekurangtahuan atau kekurangpedulian masyarakat di dalam menangani kejadian henti jantung antara lain yang mendorong didirikannya KREKI untuk memberikan pelatihan – pelatihan penanganan kegawatdaruratan medik.

“Kecepatan dan ketepatan pemberian pertolongan gawat darurat kepada korban oleh masyarakat sangat diperlukan . Juga, diperlukan sistem dan pengorganisasian yang mengintegrasikan antara keberadaan masyarakat yang membutuhkan pertolongan/ korban dengan relawan yang minimal sudah tersertifikasi Bantuan Hidup Dasar untuk memberikan pertolongan gawat darurat dengan cepat dan tepat,” demikian kata Adhi Kuntoro.

Adapun kegiatan KREKI, menurut Adhi Kuntoro, antara lain membangun mengembangkan aplikasi HELP 119, membangun kemitraan dengan para pemangku kepentingan, melakukan pendataan terhadap masyarakat/ tenaga kesehatan yang telah terlatih, menyelenggarakan pelatihan dalam bidang BHD bekerjasama dengan pihak terkait, dan melakukan fungsi pembinaan, pengembangan dan pengawasan terhadap relawan.

“Bantuan Hidup Dasar adalah tindakan dasar untuk menyelamatkan korban yang mengalami henti jantung. Tindakan penyelamatan itu harus cepat karena kecepatan dan ketepatan itu menentukan hasil upaya penyelamatan. Terlambat 1 menit kita masih memiliki angka keberhasilan 98 persen. Namun apabila terlambat 10 menit maka angka keberhasilannya tinggal 1 persen. Untuk itu kita perlu mengetahui dan memahami cara pertolongan terhadap kejadian henti jantung di masyarakat,” kata Agung ketika memberikan teori melakukan Bantuan Hidup Dasar. Sementara untuk praktik ditangani oleh Ns. Helen Fuji FM, S.Kep.

Ketika ditemui awak media, dr. Kelik Suhardiyono, SpOT juga mengabarkan bahwa pada tanggal 25 Agustus 2024, Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Provinsi Jawa Tengah bekerjasama dengan KREKI juga melakukan pelatihan Bantuan Hidup Dasar dengan peserta para kontingen sebanyak lebih kurang 120 orang yang akan diberangkatkan dalam Pekan Olahraga Nasional (PON) XII Aceh – Sumatera Utara.

“Semoga kejadian di Jogya beberapa waktu lalu (pemain bulu tangkis China yang mengalami henti jantung saat berlaga di Yogya – Red) tidak terulang, “ kata dokter Kelik Suhardiyono.

[AgS/red]